Masalah Kesehatan di
Negara Berkembang
A. Latar Belakang.
Permasalahan
kesehatan di suatu negara khususnya pada negara-negara berkembang (seperti
Indonesia), utamanya menyangkut 2 aspek, yakni aspek fisik dan non-fisik. Aspek
fisik misalnya seperti sarana kesehatan, lembaga kesehatan, dan tenaga medis.
Sedangkan untuk aspek non-fisik dapat berupa metode pengobatan, dan perilaku
masyarakat di Negara tersebut. Dari kedua aspek tersebut, aspek non-fisik
berperan lebih besar terhadap tinggi/rendahnya penyebab permasalahan di
Negara-negara berkembang.
Kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat dan
juga cara yang benar dalam menangani setiap penyakit menjadi faktor utama
tingginya masalah kesehatan, seperti yang terjadi di Indonesia. Lain halnya
dengan Negara-negara maju yang setiap penduduknya sudah menanamkan betapa
pentingnya menjalani pola hidup sehat, dan bagaimana cara penanganan yang benar
terhadap suatu penyakit selain memang sudah ditunjang dengan aspek fisik (sarana,
lembaga, dan tenaga medis) yang memadai dan berkualitas.
Oleh
karena itu, pentingnya pengetahuan masyarakat terhadap pola hidup sehat serta
cara penanganan suatu penyakit sudah seharusnya menjadi langkah utama pihak
pemerintah (Departemen Kesehatan) untuk mengatasi masalah kesehatan di
Indonesia.
B. Teori
Ilmu
kesehatan adalah kelompok disiplin ilmu terapan yang menangani kesehatan
manusia dan hewan. Ada dua bagian ilmu kesehatan: studi, riset, dan pengetahuan
mengenai kesehatan, serta aplikasi pengetahuan tersebut untuk meningkatkan
kesehatan, mengobati penyakit, dan memahami fungsi-fungsi biologis pada manusia
dan hewan. Riset yang dilakukan terutama bertumpu pada ilmu-ilmu utama biologi,
kimia, dan fisika, dan juga ilmu sosial (seperti sosiologi medis). Bidang ilmu
lain yang memberikan kontribusi penting bagi ilmu kesehatan termasuk biokimia,
bioteknologi, rekayasa, epidemiologi, genetika, ilmu perawatan, farmakologi,
farmasi, kesehatan masyarakat, kedokteran, okupasi terapi.
C. Pembahasan Masalah
Permasalahan
kesehatan di Indonesia ini sudah memasuki tahapan yang cukup kompleks. Oleh
karenanya, diperlukan adanya suatu sistem menyeluruh yang berkaitan satu sama
lain dan berkesinambungan untuk menyelesaikan berbagai macam problem tersebut.
Saat
ini, Pemerintah Indonesia sudah mengembangkan konsep Desa Siaga yang
menggunakan pendekatan pengenalan dan pemecahan masalah kesehatan dari, oleh
dan untuk masyarakat sendiri. Peranan petugas kesehatan sebagai stimulator
melalui promosi kesehatan dilakukan dengan memberikan pelatihan penerapan Desa
Siaga. Kegiatan diwujudkan melalui rangkaian pelatihan mengidentifikasi masalah
kesehatan dengan mengenalkan masalah kesehatan dan penyakit yang banyak terjadi
dalam lingkungan mereka dilanjutkan survey
mawas diri (SMD) dan aplikasi upaya mengatasi yang disepakati masyarakat berupa
musyawarah masyarakat desa (MMD). Harapan pemerintah agar upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dapat lebih cepat dan lebih awet karena masyarakat
mampu mandiri untuk sehat.
Tanpa
pemahaman terhadap penyakit dan masalaah kesehatan masyarakat oleh petugas
kesehatan maka tidak akan memiliki dasar pemahaman yang kuat. Implikasinya akan
terjadi semakin jauh kesenjangan pemahaman konsep penyakit dan masalah
kesehatan antara petugas kesehatan dan masyarakat sehingga gagal dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk memahami masalah kesehatan yang
sering ditemukan di Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara
lain masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan
yang akan menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu
dan anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit baik menular maupun tidak menular.
1.
Masalah
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan bila mengacu pada
penelitian Hendrik L. Blum di Amerika Serikat berada di urutan kedua faktor
yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di
Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan
sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan.
Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi
pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat.
Oleh karena itu, sosialisasi
pengetahuan / pendidikan tentang kesehatan kepada masyarakat sangatlah diperlukan
demi meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pola perilaku hidup
bersih dan sehat, sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut masyarakat akan
sadar betapa pentingnya menjalani hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Masalah Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan hal
yang penting dalam usaha memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat karena akan
berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang
baik pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan
pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta
pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.
3.
Penyehatan lingkungan pemukiman
Aspek ini berbeda dengan memperbaiki
kebersihan dan kesehatan lingkungan. Hal yang dimaksud disini ialah pertumbuhan
penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas tanah yang cenderung menimbulkan
masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang nantinya
menyebabkan berbagai penyakit serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai
prasyarat berperilaku sehat memiliki kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat
kepadatan populasi yang tidak diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Kriteria
tersebut antara lain luas bangunan rumah, fasilitas air bersih yang cukup,
pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan ruang
berkumpul keluarga serta gudang dan kandang ternak untuk rumah pedesaan. Tidak
terpenuhi syarat rumah sehat dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit
baik fisik, mental maupun sosial yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan
pada akhirnya mengarah pada kemiskinan dan masalah sosial.
4.
Penyediaan air bersih
Air merupakan kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia. Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi,
memasak dan mencuci. Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal
sebagai air yang dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat
fisik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki
karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu
udara sekitar (syarat fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis)
dan mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat
kimia). Di Indonesia sumber-sumber air minum dapat dari air hujan, air sungai,
air danau, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Sumber-sumber air
tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang membutuhkan pengolahan
sederhana sampai modern agar layak diminum.
Dengan tidak terpenuhi kebutuhan air
bersih dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit seperti infeksi kulit,
infeksi usus, penyakit gigi dan mulut dan lain-lain.
5.
Pengelolaan limbah dan sampah
Limbah merupakan hasil buangan baik
manusia (kotoran), rumah tangga, industri atau tempat-tempat umum lainnya.
Sampah merupakan bahan atau benda padat yang dibuang karena sudah tidak
digunakan dalam kegiatan manusia. Pengelolaan limbah dan sampah yang tidak
tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan lingkungan.
Pengelolaan sampah meliputi sampah
organik, anorganik serta bahan berbahaya, memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu
pengumpulan dan pengangkutan sampah serta pemusnahan dan pengolahan sampah.
Pengelolaan limbah ditujukan untuk
menghindarkan pencemaran air dan tanah sehingga pengolahan limbah harus
menghasilkan limbah yang tidah berbahaya.
6.
Masalah
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu
akan menghasilkan derajat kesehatan optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan
yang sesuai standar membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur
pelayanan.
Ketersediaan sumber daya yang akan
menunjang perilaku sehat masyarakat untuk memanfaat pelayanan kesehatan baik
negeri atau swasta membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas kesehatan
yang profesional), sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana
pendukung) seta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan).
7.
Petugas kesehatan yang professional
Pelaksana pelayanan kesehatan
meliputi tenaga medis, paramedis keperawatan, paramedis non keperawatan dan non
medis (administrasi). Profesionalitas tenaga kesehatan yang memberi pelayanan
kesehatan ditunjukkan dengan kompetensi dan taat prosedur.
Saat
ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di bawah standar akibat
kedua syarat di atas tidak dipenuhi. Keterbatasan ketenagaan di Indonesia yang
terjadi karena kurangnya tenaga sesuai kompetensi atau tidak terdistribusi
secara merata melahirkan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan tidak
sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi sering menjadikan
standar pelayanan belum dikerjakan secara maksimal.
8.
Sarana bangunan dan pendukung
Keterbatasan
sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan saat ini diatasi dengan
konsep Desa Siaga yaitu konsep memandirikan masyarakat untuk sehat. Sayangnya
kondisi tersebut tidak didukung sepenuhnya oleh masyarakat karena lebih
dominannya perilaku sakit. Pemerintah sendiri selain dana APBN dan APBD,
melalui program Bantuan Operasional Kegiatan (BOK) Puskesmas dan program
pengembangan sarana pelayanan kesehatan rujukan telah banyak meningkatkan mutu
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Indonesia.
9.
Pembiayaan kesehatan
Faktor
pembiayaan seringkali menjadi penghambat masyarakat mendapatkan akses pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Saat ini banyak program-program pemerintah dalam
rangka bentuan kepada masyarakat dalam hal pembiayaan agar masyarakat dapat
memperoleh pengobatan yang layak, namun tetap saja masalah pembiayaan kesehatan
menjadi kendala dalam mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu terkait
kesadaran masyarakat berperilaku sehat. Perilaku sakit masih dominan sehingga
upaya kuratif yang membutuhkan biaya besar cenderung menyebabkan dana tidak
tercukupi atau habis di tengah jalan. Karena itu diperlukan perubahan paradigma
masyarakat menjadi Paradigma Sehat melalui Pendidikan Kesehatan oleh petugas
kesehatan secara terus menerus.
D. Solusi
Dari
pembahasan yang telah dilakukan, solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah
Indonesia terkait permasalahan kesehatan ini ialah :
1.
Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya
menjalani pola hidup sehat dengan cara melakukan sosialisasi ke seluruh wilayah
Indonesia.
2.
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pentingnya kebersihan lingkungan.
3.
Bersinergi dengan departemen lain terkait
masalah kependudukan agar tidak terjadi kepadatan penduduk yang akan
menimbulkan permasalahan kesehatan.
4.
Upaya pemerintah dalam menyediakan air bersih di
seluruh wilayah Indonesia.
5.
Melakukan sosialisasi tentang bagaimana cara
pengolahan limbah dan sampah yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat.
6.
Melakukan pelatihan kepada te